: #Lookj_keren { position:fixed;_position:absolute;bottom:0px; left:0px; clip:inherit; _top:expression(document.documentElement.scrollTop+ document.documentElement.clientHeight-this.clientHeight); _left:expression(document.documentElement.scrollLeft+ document.documentElement.clientWidth - offsetWidth); } -->

Minggu, 25 Oktober 2009

Virus-virus Hati I


Perilaku manusia yang diekspresikan melalui anggota tubuh merupakan cerminan dari segumpal daging yang ada dalam tubuh manusia (hati). Baik dan buruknya perilaku manusia tergantung bersih atau tidaknya si pemilik hati. Islam sangat memperhatikan terhadap kebersihan jasmaniah dengan cara memperhatikan kebersihan lingkungan dan badan. Begitu juga Islam sangat memperhatikan kebersihan bathiniyah dengan cara istighfar dan bertaubat kepada Allah swt. Jika manusia tidak memperhatikan kebersihan jasmaninya, konsekuensinya adalah datangnya berbagai penyakit. Begitu juga hati yang tak pernah diperhatikan kebersihannya akan timbul berbagai virus-virus hati (penyakit hati).

Sebenarnya, awal dari munculnya penyakit hati itu bersumber dari sikap rakus dan dengki. Ulama Salaf mengatakan, "Sesungguhnya segala kekeliuran itu ialah kedengkian. Iblis dengki kepada Adam karena kedudukan yang diperoleh Adam. Sehingga ia enggan menghormatinya. Jadi, ia didorong oleh kedengkiannya sampai suatu kemaksiatan yang besar". Allah swt. berfirman, "Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya." (QS. Ali Imran: 19)

Iblis pada awalnya berada di surga sebelum Adam diciptakan. Layaknya seperti Malaikat, Iblis juga memuji dan mentaati Allah swt. Dikarenakan begitu taatnya iblis, ia memiliki gelar al-Abid (ahli ibadah), az-Zahid (ahli zuhud), al-Arif (ahli makrifah), at-Taqi (ahli takwa), al-Khazin dan Azazil. Namun karena keengganannya untuk sujud kepada Adam ia diusir dari surga. Peristiwa keluarnya Iblis dan Adam dari surga memberikan isyarat bahwa orang yang diliputi penyakit hati akan menduduki posisi yang rendah di tengah-tengah komunitas masyarakat dan di hadapan Allah swt. Tak jarang dijumpai dikarenakan tidak dapat mengendalikan hatinya ia tega untuk membunuh saudara biologis atau saudara seagamanya sendiri.

Habil adalah orang yang pertama melakukan pembunuhan pertama di permukaan bumi sejak Adam keluar dari surga. Habil membunuh saudaranya dikarenakan kedengkian kepada Kabil. Dalam konteks kekinian, hal yang serupa juga terjadi. Walaupun temanya berbeda-beda namun yang melatar-belakangi tindakan-tindakan yang tidak terpuji dikarenakan adanya unsur sakit hati, dengki, dendam dan lainnya.
Nabi Nuh as. pernah beraudiensi dengan Iblis sebelum peristiwa banjir besar yang melanda umatnya. Dalam pertemuan singkat ini Iblis membeberkan dua cara untuk menjerumuskan umat manusia.

Dalam pertemuan ini iblis hanya menjelaskan dua rahasia saja, tidak menerangkan satu cara lagi. Ketika itu Allah berfirman kepada Nabi Nuh, "Sesungguhnya kamu tidak memerlukan yang ketiga." Lalu Nabi Nuh menanyakan dua cara Iblis untuk menjerumuskan manusia. Iblis menjawab, "Dua hal ini tidak pernah meleset untuk menjerumuskan manusia, yakni rakus dan dengki. Hanya dikarenakan dengki aku diusir dari surga dan menjadi makhluk yang terlaknat dan terkutuk. Mengenai rakus, sesungguhnya semua yang ada dalam surga diperuntukkan kepada Adam dan istrinya kecuali syajarah. Aku mampu menyeretnya dari surga dikarenakan sifat rakus (ingat! Ini ucapan Iblis)." Oleh karena dua jenis penyakit ini yang telah mengeluarkan iblis dan Nabi Adam beserta istrinya dari surga, selayaknya kita umat yang datang kemudian untuk dapat mengambil pelajaran dari kisah-kisah umat yang terdahulu. Agar kita tidak terjerumus pada kasus yang sama.

Virus-virus hati (rakus dan dengki) tidak membunuh jasad manusia, tetapi ia membunuh segumpal hati manusia. Sedangkan hati manusia adalah sentral yang mengkontrol seluruh kegiatan anggota tubuh manusia. Jika hati telah ternoda dengan suatu penyakit, konsekuensinya adalah hatinya tidak dapat memahami tanda-tanda kebesaran Allah, telinga tidak dapat lagi mendengar nasihat dan mata tidak dapat lagi melihat yang baik dan buruk.
Banyak sekali Hadis yang menerangkan dampak negatif dari penyakit hati. Hal ini menunjukkan begitu bahayanya virus ini. Nabi saw. bersabda, "Janganlah kamu saling mendengki, jangan saling memutuskan tali silaturrahim, jangan saling belakang-membelakangi (berseteru), dan jadilah kamu semua hamba Allah yang bersaudara, sebagaimana yang diperintahkan Allah kepada kamu." (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)
Ibnu Sirin pernah berkata, "Saya tidak pernah mendengki pada seseorang pada seseorang dalam urusan apapun. Apakah perlunya saya mendengki pada seseorang? Sebab jikalau itu dalam urusan keduniaan, sedangkan orang tersebut termasuk dalam golongan ahli surga. Bagaimana saya beriri hati padanya dalam hal urusan kedunian tadi, padahal benda di dunia ini semuanya hina bila dibandingkan yang ada di dalam surga. Sebaliknya jikalau orang itu adalah golongan ahli neraka, maka bagaimana saya beriri hati padanya dalam urusan keduniaan, padahal orang itu sendiri akan dijerumuskan dalam neraka." Ungkapan Ibnu Sirin ini mengandung sejuta hikmah bagi orang mau merenungkan ungkapan ini.

Imam al-Gazali mengemukakan sebab-sebab tumbuhnya dengki dalam hati. Di antaranya adanya sikap permusuhan dan kebencian, perasaan tinggi hati, ambisi dalam hal kepempimpinan dan disebabkan watak manusia itu sendiri.
Setiap manusia memiliki potensi untuk berperilaku baik dan buruk. Begitu juga sebaliknya, manusia memiliki watak yang rakus. Nabi saw. bersabda, "Andaikan keturunan Nabi Adam memiliki dua lembah gunung emas, pastilah ia mencari yang ketiganya sebagai tambahan dari dari dua lembah gunung emas yang sudah ada." (HR. Bukhari dan Muslim)

Walaupun begitu, virus-virus hati yang mengendap dalam hati dapat dihilangkan. Namun untuk menghilangkannya tidaklah semudah untuk menghilangkan penyakit jasmani, diperlukan latihan secara berkesinambungan. Untuk mengobati beban penyakit jasmani saja diperlukan waktu untuk sembuh. Apalagi penyakit hati, sifatnya abstrak.
Ada beberapa pengajaran yang diwariskan ulama yang terdahulu untuk mengobati hati yang sakit. di antaranya adalah iman dan amal. Maksud dari amal adalah zikir (ingat), muhasabah (memperhitungkan amal ibadah sendiri) dan muraqabah (merasa diawasi zat Allah). Zikir dimaksud di sini adalah bukan semata-mata membaca tasbih, tahmid, tahlil dan takbir semata. Namun lebih diutamakan adalah menzikiri diri. Artinya adalah intropeksi diri sejauh dosa dan maksiat yang pernah dikerjakan.
Coba kita merenung diri sejenak, sudah berapa banyak orang dizalimi dikarenakan hati yang tak pernah dirawat. Berapak banyak pula orang yang didengki tanpa alasan yang dibenarkan. Perlu diketahui, orang didengki tak pernah dirugikan sedikitpun. Bahkan orang didengki Allah berikan kepadanya nikmat yang banyak, kesenangan dan keberuntungan sehingga membuat orang yang mendengki semakin gerah. Sedangkan orang yang mendengki selalu berada dalam kesusahan dan tidak pernah tersenyum ketika saudaranya mendapat nikmat.

Hai jiwa yang dimuliakan Allah! Pernah engkau memikirkan keadaan dirimu sendiri dalam alam yang tak ada tempat orang meminta pertolongan. Sedangkan diri dalam keadaan berdosa terhadap saudaramu. Siapakah orang yang membela dirimu ketika jiwa-jiwa ketika itu tunduk tak berdaya? Sudah berapa banyak umur yang kau gunakan untuk mempersiapkan jasadmu yang akan hancur ditelan bumi jika detik ini makhluk Allah yang tak pernah durhaka datang untuk mencabut ruh yang Allah titipkan kepadamu? Sadari dan renungkanlah………..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar